Jumat, 23 Desember 2011

Araya Malang by amateur desaigner

    Semester 5 yang lalu, saya dan 2 orang teman saya mendapat tugas untuk membuat desain tapak. Dosen mata kuliah Perencanaan Tapak sengaja membagi tiap kelompok menjadi 3 orang dan memisahkannya sesuai jenis kelamin. Tentu berat bagi kami, kaum hawa, yang kebanyakan lebih suka bergelut dengan laporan-laporan dibandingkan harus mengotak-atik sesuatu dalam software. Namun rupanya, tantangan tersebut berusaha kami atasi dengan berbagai cara.
    Berikut ini merupakan persiapan kami.
1.  Survei Lokasi
     Pemilihan lokasi survei tidak segampang biasanya. Hal ini dikarenakan kriteria-kriteria yang wajib memenuhi persyaratan suatu lokasi lebih kompleks. Salah satu kriteria yang paling penting dan harus ada adalah adanya faktor air. Faktor air ini bisa alami atau buatan, misalnya sungai, kolam, dll. Kemudian ada persyaratan luas lokasi, (seingat saya) minimal 5 Ha. Selain itu juga harus dipertimbangkan faktor kontur. Jumlah bangunan yang ada di lokasi tapak juga minimal 10 bangunan. Pemilihan lokasi juga harus dipertimbangkan bentuk permasalahannya. Semakin banyak permasalahan, berarti semakin tinggi kebutuhan dalam mendesain. Namun, semakin sedikit permasalahan atau semakin sempurna kualitas suatu tapak maka tantangan akan semakin tinggi (jelas ya.. -_-").
        Tema kelompok saya pada waktu itu adalah olahraga. Kami sempat mencari-cari tempat olahraga yang sesuai hingga menemukan GOR Deltras Sidoarjo. Keuntungan ada di pihak kami sebenarnya jika benar memilih lokasi tersebut karena teman sekelompok saya kebetulan memiliki site plan tersebut. Hehe. Namun karena berbagai pertimbangan, seperti jauhnya lokasi dari tempat kami menimba ilmu (Malang - Sidoarjo bukan jarak yang cukup dekat..), sedikitnya permasalahan yang dapat kami temukan (seperti keberadaan lapak-lapak PKL yang kurang teratur dan tidak mungkin keluaran/ output kami hanya mengaturnya saja), maka kami memutuskan untuk mencari lokasi yang lebih sesuai dan berada di sekitar Malang saja. Dari sanalah, kami menemukan Araya.
         Saya kagum sewaktu pertama kali ke lokasi tersebut. Araya sebenarnya merupakan sebuah area perumahan elite di kawasan Malang dan berada tidak jauh dari terminal Arjosari. Lokasi kami memiliki kontur yang unik. Bagaimanapun kami mengakui, developer lokasi olahraga tersebut sangat pintar menyulap daerah berbukit-bukit menjadi nilai plus dari lokasi sehingga terlihat berbeda dengan tempat olahraga kebanyakan. Hal tersebut kemudian menjadi momok menakutkan, bisakah kami membuatnya lebih baik?
         Namun, ibu dosen kami yang budiman menyemangati kami. Itulah tantangan, tidak masalah. Tidak ada satu orangpun yang bisa membatasi kreatifitas seseorang. Maka, demi mendapatkan semangat dan dukungan tersebut (baiklah, memang agak berlebihan -_-") dan karena waktu pemilihan lokasi yang sudah mepet, kami memutuskan untuk memilih Araya. Dan dimulailah, perjuangan yang sesungguhnya. Selain surve lapang, mengambil beberapa gambar, dan digigit banyak nyamuk.
2.   Analisis Tapak
         Proses ini jauh lebih rumit dibandingkan proses sebelumnya. Sementara kami mengikuti perkuliahan yan dilakukan oleh dosen PWK dan arsitek, kami melakukan desain lokasi dan berbagai analisis seperti analisis kebisingan, analisis potensi dan masalah, analisis sirkulasi, dan bla bla bla lainnya hingga kami diharuskan meng-overlay alias menggabungkan keseluruhan hasil analisis dalam satu kesatuan dimana kami biasa menyebutnya superimposed. Well then, kedengaran sangat mudah. Tapi tidak jika hanya dikerjakan dalam waktu yang singkat (karena kami harus mencuri waktu disela-sela kegiatan lain seperti studio perencanaan transportasi dan studio perencanaan kota). Tidak mudah pula karena insting kami sebagai wanita kurang tanggap terhadap hal-hal detail semacam itu. Baiklah, singkat cerita, proses tersebut selesai sudah. Tapi...
3.   Pembuatan Desain
         Sebagai seorang yang awam dan sebagai seorang wanita, terus terang kami kesulitan mengerjakannya. Desain tapak kami dari hasil superimposed harus dapat diterjemahkan dalam gambar dan memasukkannya ke dalam poster. Maka, untuk mendapatkan hasil terbaik, kami membuat desain tersebut dengan software yang disebut Sketch Up dimana menurut keterangan teman saya (mahasiswa arsitek) software tersebut merupakan software yang tergolong "gampang" untuk mendesain bangunan. Baiklah.
         Tahap yang dilakukan dalam pembuatan desain tersebut adalah :
     a. Insert peta lokasi ke dalam sketch up dan mulai mengatur ukuran
     b. Tahap trasing, pewarnaan, pembentukan 3D, dan istilah-istilah desain lainnya.
     c. Tahap save as jpeg dari berbagai sisi
         Mudah sekali sodara2. Anda semua pasti bisa melakukannya. Kami yang sekelompok orang awam saja mampu melakukannya dalam 3 hari 3 malam berturut tanpa pulang, mandi, dan sebagainya. Mantap. Tak bisa dibayangkan bagaimana orang lain masuk ke dalam ruang kerja kelompok kami (kamar seorang teman yang disulap menjadi lahan dengan berbagai barang berserakan terutama laptop dan tak ketinggalan kabel-kabelnya).
4.    Pembuatan Poster
       Tahap ini merupakan tahap mempercantik presentasi tugas kami dalam bentuk nyata, yaitu poster. Tak terkira bangganya kami, bagaimana gambar desain amatir kami mengenai Araya terpampang di sana. Jelek tak masalah, asal kami tahu bahwa itu hasil kerja keras kami. Hahaha. Dan bonusnya adalah nilai sempurna. Rupanya dosen kami memahami benar bagaimana perjuangan kami. Super sekali.. *alhamdulillah ya*



          















Tidak ada komentar:

Posting Komentar